Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Jumat, 09 Desember 2011

"The Doctor Masih Cukup Cepat untuk Juara"

Foto: Valentino Rossi tengah berdiskusi dengan mekaniknya Jerry Burgess/Reuters
Foto: Valentino Rossi tengah berdiskusi dengan mekaniknya Jerry Burgess/Reuters
BOLOGNA - Kompetisi MotoGP 2011 menjadi musim paling buruk bagi Valentino Rossi. Namun, pembalap Ducati ini diprediksi akan bangkit dan kembali menjadi pesaing kuat juara di musim 2012 mendatang.

Sejak memutuskan hijrah ke Ducati, akhir musim lalu, Rossi memang seperti kehilangan sentuhannya dalam memacu motor. Dari 18 seri yang digelar, The Doctor gagal meraih satu pun kemenangan dan harus puas berada urutan tujuh klasemen akhir. Hasil ini jelas menjadi musim terburuk bagi VR46 sepanjang kariernya di dunia balap motor.

Menyikapi hal ini, kepala mekanik The Doctor, Jerry Burgess menegaskan bila kegagalan Rossi di musim lalu tak lepas dari faktor non-teknis. Salah satunya adaptasinya dengan Desmosedici yang tidak berjalan mulus, plus sejumlah pengembangan yang tidak berjalan. Namun, untuk musim depan di mana balapan akan memasuki era baru yakni 1000cc, Burgess meyakini The Doctor bakal bangkit.

Dengan kapastitas motor yang lebih besar, plus waktu yang cukup untuk melakukan pengembangan motor, pria yang selalu mendampingi Rossi sejak masih di Honda ini meyakini, pembalap 32 tahun itu bakal mampu bersaing dengan Casey Stoner dan Jorge Lorenzo dalam memburu mahkota juara, meski hal itu diyakininya bukan hal yang mudah.

“Saya tidak berpikir, pembalap seperti Rossi telah melakukan segalanya untuk mengatasi masalah sulit ini. Jelas, kondisi ini justru akan membuatnya semakin tangguh,” tutur Burgess dikutip MCN, Sabtu (10/12/2011).

“Saya ragu jika kami pernah menghadapi situasi ini saat di Honda dan juga saat bersama di Yamaha. Tapi, saat tahu tim yang kami bela (Ducati) dan orang-orang di garasi, kami selalu mengharapkan kemenangan,” sambung Burgess menilai kesulitan yang dialaminya bersama Rossi di Ducati merupakan sebuah tantangan. 
Achmad Firdaus - Okezone

Jelang El Clasico Meraba Strategi Mou-Pep

 Bentrok antara Real Madrid kontra Barcelona atau yang akrab disebut El Clasico telah memasuki ronde ke-216. Siapakah yang akan jadi pemenang dalam duel di Santiago Bernabeu, Minggu (11/12/2011) nanti?

Merujuk pada catatan tujuh pertemuan terakhir, Barca sukses tiga kali membuat El Real merana, sementara Los Merengues hanya sekali membuat El Barca gigit jari, yakni pada Copa Del Rey. Tiga laga lainnya berakhir dengan imbang. Secara total, dari 215 lakon el clasico, Madrid sedikit lebih unggul dengan 86 kemenangan, berbanding 84 milik Barca. Sisanya, 45 laga berakhir draw.

Di pertemuan pertama musim ini, Madrid juga sedikit lebih percaya diri. Selain faktor tuan rumah, armada Jose Mourinho juga tengah nyaman di puncak klasemen, dengan keunggulan tiga angka plus satu laga sisa yang belum dimainkan. Ini belum ditambah rekor manis Madrid yang meraih kemenangan beruntun di 14 laga terakhir di semua ajang.

Sementara Barca, skuad asuhan Pep Guardiola jelas tidak bisa dianggap remeh. Meski dari segi performa kalah konsisten dengan Madrid, namun Barca bisa sedikit jumawa lantara dalam tiga tahun terakhir, Xavi Hernandez tidak sekalipun menelan kekalahan di Bernabeu. Kekalahan terakhir Barca di kandang Madrid terjadi pada 8 Mei 2008, ketika itu Barca yang masih diarsiteki Franck Rijkaard kalah 4-1 dari El Real di bawah asuhan Bernd Schuster.

Namun, jelang pertarungan bergengsi ini, Barca dicemaskan dengan rekor tandang mereka yang kurang mentereng. Dari enam laga tandang, El Barca hanya dua kali meraih kemenangan. Itu pun dengan skor tipis (1-0 lawan Sporting Gijon dan Granada). Tiga laga lain berakhir imbang dan satu lainnya berakhir kekalahan, yakni dari Gefate.

Namun, catatan rekor-rekor hanyalah sebatas catatan statistik yang tidak bisa dijadikan tolok ukur pasti hasil pertandingan nanti. Yang jadi kunci hasil pertandingan nanti tentunya performa kedua tim dan kejeniusan Jose Mourinho dan Pep Guardiola dalam meracik strategi.

Mourinho dan Guardiola memang tidak diragukan lagi kapasitasnya dalam meracik sebuah tim. Keduanya selalu mampu mengadopsi skema berbeda, namun dengan hasil yang maksimal.

Dari kubu Madrid, Mourinho menganut patron 4-3-3 pada awal kepemimpinannya di Madrid, awal musim lalu. Namun, kekalahan telak 5-0 dari Barca di Camp Nou membuat Mou mengganti skemanya, dengan pola variasi yakni 4-3-2-1 atau 4-2-3-1. Hasilnya memang lebih baik. Namun tetap saja Madrid harus mengakui hegemoni Barca yang menyabet dua gelar bergengsi La Liga dan Liga Champions. Madrid hanya kebagian trofi Copa Del Rey.

Tapi di musim ini, Madrid menjelma sebagai tim yang jauh lebih baik. Mourinho nampaknya benar-benar membuktikan analisanya bahwa tim yang diasuhnya selalu mencapai peak performance (performa puncaknya) di tahun keduanya. Hingga La Liga memasuki jornada ke-16, Madrid mengungguli Barca dengan keunggulan tiga angka (bahkan berpeluang melebar jadi enam, karena Madrid punya satu tabungan laga).

Menyikapi laga ini, tentunya Mourinho tidak akan gegabah menentukan strategi. Hal ini dibuktikan dengan pernyataannya beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa dirinya tidak akan menduetkan Gonzalo Higuain dan Karim Benzema. Ini bisa berarti, Mou akan memasang patron 4-2-3-1 dengan menempatkan salah satu diantara Higuain atau Benzema sebagai striker tunggal, dengan sokongan Cristiano Ronaldo, Angel Di Maria dan Mesut Ozil di lini kedua.

Namun, bisa juga Mou sedikit nekad dengan menerapkan patron 4-3-3. Memang, strategi ini terlalu riskan mengingat pengalaman kalah telak di Camp Nou. Akan tetapi, bukan tidak mungkin Mou menggunakan strategi ini. Pasalnya, strategi ini pula-lah yang sukses membuat Madrid menundukkan Barca 1-0 dan merebut trofi Copa Del Rey. Saat itu, Mou memberikan efek kejutan dengan menempatkan Pepe sebagai gelandang bertahan, dan terbukti ampuh.

Sayang, di laga nanti The Special One nampaknya tidak akan berani menempatkan Pepe di tengah. Pasalnya, stok bek tengahnya tengah menipis lantaran Ricardo Carvalho tidak bisa main karena cedera. Besar kemungkinan, Pepe akan tetap bermain di posisi bek tengah beduet dengan Sergio Ramos.

Lalu bagaimana dengan strategi yang akan diturunkan Guardiola. Sejauh ini, pelatih yang sukses menghadirkan 12 gelar di empat tahun kepemimpinannya, masih setia dengan patron 4-3-3 dengan trisula Lionel Messi, David Villa dan Pedro Rodriguez di lini depan. Namun, baru-baru ini Guardiola juga kerap meracik formula baru 3-4-3. Hal ini dilakukan untuk memberikan ruang bagi Cesc Fabregas untuk bisa masuk dalam skema permainan. Well, strategi apakah yang nanti akan digunakan kedua pelatih, kita lihat saja di Bernabeu, Minggu (11/12/2011) dini hari nanti. 

Achmad Firdaus - Okezone

Kamis, 08 Desember 2011

Ferguson Tak Terima Kritikan Keane

Foto: Sir Alex Ferguson /Getty Images
Foto: Sir Alex Ferguson /Getty Images
MANCHESTER – Sir Alex Ferguson merasa jengkel dengan komentar Roy Keane yang menyudutkan pada pemain muda Manchester United dalam kegagalan melaju ke babak 16 Besar.

Keane mengkritik keras kegagalan Setan Merah mengalahkan Basel dinihari tadi, sehingga menyebabkan Wayne Rooney dkk tampil di kompetisi kelas dua, Europa League.

“Orang banyak bicara tentang pemain muda, Anda memiliki (Phil) Jones, (Chris) Smalling, (Ashley) Young, semua orang memuji mereka, tapi banyak yang harus mereka lakukan, ini realitas yang ada,” cetus Keane.

“Saya pikir pemain terbaik mereka adalah Ryan Giggs. Tapi, dia sudah 37-38 tahun, Anda tak bisa bergantung kepadanya,” imbuh mantan kapten The Red Devils.

Mendengar ungkapan Keane di televisi, Ferguson berang. Pelatih veteran asal Skotlandia ini menegaskan tetap memberi kepercayaan kepada pemain muda.

“Saya tak tahu mengapa Anda membawa ini dari kritik televisi. Roy memiliki peluang membutkikan diri sebagai pelatih dan itu pekerjaan berat,” tegasnya, dikutip Goal, Kamis (8/12/2011).

“Kami memiliki cukup pemain muda yang bagus. Saya memiliki kepercayaan kepada mereka. Ini bagian sepakbola. Anda harus menerima kekecewaan,” lanjut Fergie.

“Ini biasa digunakan sebagai motivasi klub seperti sebelumnya. Para pemain muda ini harus menerima ini dalam karier mereka,” pungkasnya.

 http://bola.okezone.com/read/2011/12/08/261/539862/ferguson-tak-terima-kritikan-keane

Ini Dia Peserta Babak 16 Besar

JAKARTA - Hari ini, pertandingan babak penyisihan grup Liga Champions baru saja berakhir. Banyak kejutan pada perebutan tiket babak 16 besar Liga Champions musim ini.

Dari Grup A, Manchester City gagal melaju ke babak fase knock out Liga Champions musim ini, meski mengalahkan Bayern Munich 2-0. Sebab di saat yang bersamaan, Napoli juga mengalahkan Villarreal 2-0.

Di Grup B, CSKA Moskow berhasil lolos ke babak knock out, setelah secara mengejutkan mengalahkan Inter Milan dengan skor 2-1. Sementara itu, Trabzonspor juga gagal lolos setelah hanya mampu bermain tanpa gol melawan Lille.

Pada pertandingan Grup C, United harus melupakan mimpi untuk meraih gelar juara Liga Champions musim ini. Nemanja Vidic dkk gagal lolos, setelah dikalahkan tuan rumah Basel 1-2. Dengan demikian, maka Basel mendampingi Benfica lolos dari Grup C.

Sementara itu, tiket dari Grup D sendiri sudah pasti diraih oleh dua tim besar Barcelona dan juga AC Milan.

Berikut peserta Babak 16 Besar Liga Champions

Pot I
Bayern Munich
Internazionale Milano
SL Benfica
Real Madrid
Chelsea
Arsenal FC
Zenit St Petersburg
Barcelona

Pot II
Napoli
CSKA Moskow
FC Basel
Olympique Lyon
Bayer Leverkusen
Arsenal
Olympique Marseille
APOEL FC
AC Milan

NB: Plot I adalah juara grup
Hendra Mujiraharja - Okezone

Eks Rekan Ungkap Kecurangan Titel Perdana Schumi

Foto: Michael Schumacher dituding berlaku curang kala merebut gelar pertamanya di musim 1994/ Getty Images
Foto: Michael Schumacher dituding berlaku curang kala merebut gelar pertamanya di musim 1994/ Getty Images
MONTFORT – Hampir dua dekade berselang, mantan driver F1, Jos Verstappen membocorkan suatu kecurangan Michael Schumacher, ketika merebut gelar F1 pertamanya di musim 1994. Kala itu, Verstappen dan Schumacher masih rekanan di tim Benetton.

Tak tahu apa sebabnya Vertappen melontarkan kecurangan yang dilakukan Schumi – sapaan Schumacher. Musim 1994 kala itu, Schumi masih bersaing sengit dengan Damon Hill, untuk titel F1. Tapi, suatu kecurangan tim yang ingin Schumi (92 poin) menang, membuat Schumi unggul satu poin di penghujung musim, atas Hill (91 poin).

Saat itu, di seri Suzuka, Verstappen, yang dijuluki Jos the Boss, sedang unggul atas Schumi, tapi keunggulan sistem elektronik mobilnya membuat Schumi mampu melakukan overtake tas Verstappen. Setelah diketahui, ternyata tim tak melakukan hal yang sama pada mobil Verstappen, agar Schumi bisa juara.

“Saya tahu persis apa yang terjadi ketika kami masih rekanan di Benetton. Publik mengira saya hanya mencari alasan, tapi saya tahu bahwa mobilnya berbeda dengan saya,” papar Verstappen, seperti disitat Nusport, Kamis (8/12/2011).

“Saya selalu berpikir, hal itu mustahil; saya mengerem di batas garis dan melahap tikungan sebisa saya, tapi bagaimana bisa Schumacher mendahului saya? Pasti ada yang tidak beres,” kenangnya.

Hampir dua dekade, hal itu tak terkuak, karena bos Benetton saat itu, Flavio Briatore memang sudah menyetting keadaan saat itu.

“Ternyata ada bantuan sistem elektronik yang lebih canggih. Hal itu tak pernah diungkap, tapi saya yakin, jika saya menanyakan Flavio Briatore, dia pasti akan menjawab, ‘jangan bicarakan soal itu’. Jadi, saya cukup tahu saja soal kecurangan itu,” tandas Verstappen dengan kesalnya.

Menurutnya lagi, Schumi hanyalah pembalap biasa. Performa mobil-lah yang menjadikannya legenda hidup yang mampu tujuh kali menyabet gelar F1 selama kariernya.

“Seperti pembalap lainnya, Michael selalu bergantung pada mobilnya. Bagi kebanyakan orang, dia disebut pembalap hebat. Tapi dia bukanlah manusia super. Di ajang Go-Kart dahulu kala, dia tak pernah sekalipun mengalahkan saya,” tuntasnya.
Randy Wirayudha - Okezone

Senin, 05 Desember 2011

Ballon d'Or Perang Segitiga Messi, Xavi & CR7

Foto: Tiga kandidat peraih Ballon d'Or/Getty Images
Foto: Tiga kandidat peraih Ballon d'Or/Getty Images
ZURICH - FIFA akhirnya merilis tiga nama kandidat peraih penghargaan Ballon d’Or tahun ini. Sesuai prediksi, tiga kandidat yang ada dalam daftar adalah Lionel Messi, Xavi Hernandez dan Cristiano Ronaldo.

Pengumuman tiga kandidat peraih penghargaan individu paling prestisius di dunia ini diumumkan FIFA di markas France Football di Paris, Senin (5/11/2011). Sekretaris umum FIFA Jerome Valckle dan Direktur France Football, Francois Moriniere mengumumkan bahwa Messi kembali berada di urutan terdepan dari tiga kandidat yang ada.

Bagi Messi, kembali masuk sebagai kandidat membuatnya berpeluang mencatatkan rekor sebagai pemain pertama sejak Michel Platini yang sukses menyabet trofi Ballon d’Or tiga kali beruntun. Messi diketahui merupakan pemenang trofi Ballon d’Or dua tahun terakhir, yakni 2009 dan 2010.

Sementara bagi Xavi, hasil ini membuatnya untuk kali ketiga secara beruntun masuk dalam tiga besar. Di dua kesempatan sebelumnya pada 2009 dan 2010, gelandang Barcelona ini harus puas hanya menempati runner up.

Kandidat terakhir, Cristiano Ronaldo yang tahun lalu gagal menembus tiga besar, kini sukses menggusur posisi Andres Iniesta. Ronaldo yang sejauh ini masih menjadi sosok paling berpengaruh di Real Madrid maupun Timnas Portugal berpeluang mengulang suksesnya saat meraih penghargaan Ballon d’Or 2008, saat masih berkostum Manchester United.

Selain mengumumkan tiga kandidat pemain terbaik, FIFA juga merilis tiga kandidat pelatih terbaik dunia tahun 2011 ini. Josep Guardiola, Sir Alex Ferguson dan entrenador Real Madrid, Jose Mourinho akan bertarung untuk mendapatkan pengakuan dunia sebagai pelatih terbaik.

Terakhir, FIFA juga mengumumkan nominator peraih penghargaan lainnya, yakni Puskas Awards atau gol terbaik tahun ini. Messi kembali masuk daftar menyusul gol indahnya ke gawang Arsenal di Liga Champions musim lalu. Messi mendapat saingan dari Wayne Rooney (gol salto ke gawang Manchester City) dan bintang muda Brasil, Neymar yang mencetak gol spektakuler ke gawang Flamengo.
(acf)
Achmad Firdaus - Okezone

Tekanan Juara Bertahan

Foto: Casey Stoner/ Reuters
Foto: Casey Stoner/ Reuters
SYDNEY – Musim 2012 tak lama lagi akan bergulir. Sang juara bertahan, Casey Stoner pun akan fokus untuk mempersiapkan diri. Persiapan khusus diperlukan, karena tentunya tekanan sebagai juara bertahan akan meningkat di tiap balapan musim depan.

Tak pelak, semua perhatian pembalap akan tertuju padanya, sebagai lawan yang harus dikalahkan di tiap seri. Tapi, The Kurri Kurri Boy takkan gentar. Tiap upaya akan dilakukan, untuk mempertahankan supremasinya di atas motor Honda 1000cc miliknya.

“Setiap musim adalah musim baru. Semua orang akan memperhatikan anda, lebih dari tahun lalu. Tapi hal itu tak boleh membuat anda berhenti untuk terus berusaha lagi tahun depan,” ucap Stoner, seperti disitat Super Sport, Senin (5/12/2011).

“Di musim baru nanti, yang anda harus lakukan adalah berusaha dan berusaha. Tidak penting terpengaruh hal-hal sepele, yang penting adalah usaha anda di lintasan dan meraih kemenangan,” lanjutnya.

Bagi Stoner, gelar yang dia dapatkan di musim 2011 lalu, pantas dia dapatkan, jika melihat konsistensi performanya dan juga Honda RC212V.

“Kami mendapatkan apa yang pantas kami raih di tahun ini. Bekerja sama dengan tim Honda, membuat segalanya menjadi luar biasa. Senang rasanya bisa juara lagi,” tutup Stoner.
(raw)
Randy Wirayudha - Okezone